DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...............................................................................................
i
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................................
2
1.3
Tujuan................................................................................................................
2
1.4 Manfaat..............................................................................................................
2
1.5
Hipotesis............................................................................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori...................................................................................................
3
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian...................................................................................................
6
3.2 Variabel
Penelitian.............................................................................................
6
3.3 Alat dan
Bahan..................................................................................................
6
3.4 Waktu dan Tempat
Penelitian............................................................................
6
3.5 Langkah
Kerja....................................................................................................
7
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian..................................................................................................
8
4.2 Analisis Hasil
Penelitian.....................................................................................
8
4.3 Pembahasan........................................................................................................
9
4.4
Diskusi.............................................................................................................
11
BAB V. PENUTUP
5.1
Simpulan..........................................................................................................
12
5.2
Saran................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan
tentang informasi mengenai penelitian yang kami lakukan, yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja enzim katalase pada hati dan jantung ayam.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Amlapura
26 September 2015
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki
biokatalisator yang disebut dengan enzim. Enzim adalah senyawa yang dibentuk
oleh sel tubuh organisme yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein. Di dalam sel, enzim diproduksi oleh organel badan
mikro peroksisok. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang
dilakukan sel. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu mempercepat reaksi tetapi
tidak ikut bereaksi dan mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu
yang sama.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen
Peroksida (H2O2) yang memiliki sifat oksidator kuat dan
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan
makanan. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2)
dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang
tidak berbahaya ditandai dengan timbulnya gelembung.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam
wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas
oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada
hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada
suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu
kamar (±30C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana
asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti
sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara
api tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral,
reaksi berjalan dengan lancar.
Cara kerja yang dilakukan enzim yaitu molekul selalu
bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat
menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pada enzim. Tempat
menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif. Kemudian
terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu. Keinginan kami untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim, dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk
melakukan praktikum sederhana dengan menggunakan enzim katalase yang berasal
dari ekstrak hati dan jantung ayam.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa
saja faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
1.3
Tujuan
Penelitian
1.3.1
Mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1
Dapat
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kerja kerja enzim katalase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Enzim
Enzim
merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari
molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substart, yaitu di bagian yang
disebut sisi aktif. Beberapa enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut
gugus prostetik agar dapat bekerja dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap
tersebut disebut holoezim.
Secara
kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagian bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun
atas asam amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya
terpengaruh oleh suhu dan keasaman. Bagian yang bukan protein disebut gugus
prostetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul
anorganik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang
terdiri dari senyawa organik kompleks disebut koenzim, misalnya NADH, FADH,
koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam pantotenat
(vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), dan biotin.
Katalase
adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2)
yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini
di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti
fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia.
Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel
di bagian badan mikro, yaitu Perioksisom. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard
yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan
orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.
Enzim
katalase dari mamalia hanya dapat berfungsi di antara suhu 37 - 40. Jika suhu terlalu rendah, maka enzim ini akan berhenti
bekerja, tetapi tidak mengalami kerusakan dan akan bekerja kembali jika suhu
telah normal. Jika suhu terlalu tinggi, enzim ini akan mengalami denaturasi
sehingga tidak dapat dipakai kembali.
Reaksi-reaksi
yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup terjadi pada suhu 270 C, misalnya
pada tumbuhan dan pada tubuh hewan berdarah dingin; atau pada suhu 370,
misalnya pada tubuh hewan berdarah panas. Pada suhu tersebut proses oksidasi
akan berjalan lambat. Agar reaksi-reaksi berjalan lebih cepat diperlukan
katalisator. Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi tetapi zat tersebut
tidak ikut bereaksi. Katalisator didalam sel makhluk hidup disebut
biokatalisator atau enzim.
Pada
umumnya, pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, beberapa pengecualian
dapat terjadi. Contohnya pada lambung manusia, pepsin akan bekerja optimum pada
pH 2. Perubahan pH yang cukup tajam juga dapat menyebabkan enzim mengalami
denaturasi.
2.2 Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam
rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya,
hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu
fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang
bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, serta asam
urat dengan memanfaatkan nitrogen yang berasal dari asam amino.
Proses
pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dansel non-parenkimal.
Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar
80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel
hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada
saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa
tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai
stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
Hati ayam
termasuk dalam golongan jerohan yang dihindari karena kadar kolesterolnya
tinggi, bagi yang punya masalah dengan kolesterol. Namun di sisi lain hati
bermanfaat bagi kesehatan, karena banyak mengandung zat besi, folate dan zinc.
Mengkonsumsi
hati dapat menghindari anemia dan membantu secara cepat jika kekurangan atau
kehilangan darah. Hati ayam juga membantu sistem kekebalan tubuh, karena
kandungan protein dan mineralnya tinggi. Karena kaya akan zat besi, folate dan
vitamin B12, hati ayam sangat mudah diserap dan membuat butir darah merah. Maka
hati sangat baik untuk mencegah anemia serta memulihkan kekurangan darah
setelah operasi. Selain itu hati ayam kaya akan zinc (seng) yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mempertahankan kekebalan tubuh, maka baik
untuk mereka yang tidak nafsu makan.
Mereka
yang telah berusia lanjut, atau sedang sakit dan sangat membutuhkan zinc
dalam jumlah banyak, dianjurkan makan hati ayam. Bayi yang sudah makan nasi tim
perlu diberi hati ayam, mengingat manfaatnya untuk kekebalan. Untuk orang
dewasa, mengkonsumsi hati ayam seminggu sekali dapat membantu mencegah anemia
dan berguna dalam pembentukan sel darah merah. Tentunya pola konsumsi gizi
seimbang perlu dipertahankan untuk menghindari kekurangan atau kelebihan zat
gizi yang berpengaruh pada kesehatan pada umumnya.
2.3 Hipotesis
Karena
enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki
ciri-ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh
faktor suhu, konsentrasi enzim. dan derajat keasaman lingkungannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam
meguji cara kerja enzim katalase adalah metode eksperimen.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebas:
-
Ekstrak
hati dan jantung ayam
-
Konsentrasi
HCL
-
Konsentrasi
NaOH / KOH
-
Konsentrasi
suhu
Variabel terikat:
-
Munculnya
gelembung gas dan nyala api
Variabel kontrol:
-
Konsentrasi
h2o2
3.3 alat
- 5 buah tabung reaksi
- 2 buah gelas kimia
- pipet tetes
- mortar dan pestle
- lidi dan korek api
Bahan
- hati ayam
- es batu
- larutan hidrogen peroksida (H2O2)
25 %
- larutan asam klorida (HCl) 5%
- larutan natrium hidroksida (NaOH)
5%
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : 22 September 2015
Tempat
: Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Amlapura
3.5 Langkah Kerja
1. Menyiapkan lima buah tabung
reaksi dan berilah label A, B, C, D, dan
E.
2. Menghaluskan hati ayam dengan menggunakan mortar dan
pestle, lalu tambahkan sedikit air.
3. Mengambil Ekstrak hati dan tuangkan ke dalam tabung
reaksi A, B, C, D, dan E dengan jumlah
yang sama (ketinggian ekstrak hati kita – kira 1 – 2 cm)
4. Melakukan pengujian pada tabung – tabung tersebut sebagai
berikut:
a. Tabung A : Menambahkan 10 tetes H2O2 dan segera tutup
dengan ibu jari dan mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera
ibu jari dan melakukan uji nyala dengan memasukkan bara lidi api kedalam tabung
tadi.
b.Tabung B : Menambahkan
10 tetes NaOH mendiamkan beberapa saat lalu menambahkan 10 tetes H2O2 dan
segera tutup dengan ibu jari dan mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka
dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala dengan memasukkan bara lidi api
kedalam tabung tadi.
c.Tabung C : Menambahkan 10 tetes HCl mendiamkan beberapa
saat lalu menambahkan 10 tetes H2O2 dan segera tutup dengan ibu jari dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala dengan memasukkan bara lidi api kedalam tabung tadi.
d. Tabung D : Memanaskan tabung dalam air mendidih selama 2
menit, lalu menambahkan 10 tetes H2O2 dan segera tutup dengan ibu jari dan
mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala dengan memasukkan bara lidi api kedalam tabung tadi.
e. Tabung E : Mendinginkan
tabung dengan memasukkan ke dalam es batu selama 2 menit lalu menambahkan 10
tetes H2O2 dan segera tutup dengan ibu jari dan mengamati kemunculan gelembung
gas. Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala dengan memasukkan
bara lidi api kedalam tabung tadi.
5. Mencatat hasil percobaan pada tabel pengamatan
Tabung
|
Perlakuan
|
Kondisi gelembung udara
|
Kondisi nyala api
|
A
|
Netral
|
|
|
B
|
Basa
|
|
|
C
|
Asam
|
|
|
D
|
Dipanaskan
|
|
|
E
|
Didinginkan
|
|
|
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Tabung
|
Perlakuan
|
Kondisi gelembung udara
|
Kondisi nyala api
|
A
|
Netral
|
|
|
B
|
Basa
|
|
|
C
|
Asam
|
|
|
D
|
Dipanaskan
|
|
|
E
|
Didinginkan
|
|
|
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari percobaan yang telah kami
lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Hati mengandung enzim katalase
2. Aktivitas Enzim dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut.
- Suhu, dimana enzim
katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi maupun suhu yang rendah
karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
- Derajat Keasaman pH, dimana enzim
katalase akan bekerja optimal pada pH netral. sedangkan pada keadaan pH < 7
(asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapat menguraikan secara optimal.
5.2 Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang akan
digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum, agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.Kemudian setelah melakukan praktikum, barang barang
dirapikan kembali dan pastikan kondisi laboratorium bersih kembali. kemudian
dalam praktikum hendaknya Lebih teliti dalam mengamati gelembung dan nyala api
yang muncul agar didapatkan hasil yang akurat
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar